Sarare ra ra ra
Genderang puja-puji bertabuhan dari ruang sunyi; mengerahkan
kekuatan lain yang lebih kuat dari bentuk-bentuk yang terlihat,
menggempur yang resah, menerangi yang gelap, menjemput yang lumpuh dan
sekarat, kembali pada yang kekal, pada yang menggenggam, yang padanya
semua berpulang.
Sarare ra ra ra, sarare ra ra ra.
Kami menujumu, wahai yang hidup.
Kami yang berjatuhan dari pohon-pohon terlarang, seperti buah-buah api yang mungil namun membakar.
Sarare
ra ra ra, sara re ra ra ra.
hanya ini milik kami: lidah-lidah
terpotong, kaki dan tangan terpasung, air mata tak dapat lagi dipercaya,
sebab tubuh tak lagi diri, melainkan batang-batang padi yang senantiasa
dianyam jadi orang-orangan -tempat lelembut memainkan bayang-bayang
keresahan.
Sarare ra re ra ra
hanya ini doa kami, dan hanya engkau zat yang maha mendengar lagi maha tahu.
Jogja, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar